Pembantaian perempuan yang dilakukan oleh Ahmad Suradji
dunialain.xyz, Pembantaian perempuan yang dilakukan oleh Ahmad Suradji jadi salah satu persoalan pembunuhan paling sadis di Indonesia.
Dikatakan, pelaku berprofesi sebagai dukun di Kota Medan. Sumatra Utara.
Total korban aksi pembunuhan berantai Ahmad Suradji ini memakan 42 perempuan berusia 11 sampai 30 tahun.
Aksinya ini berjalan sepanjang 11 tahun, berasal dari th. 1986 sampai 1997.
Berdasarkan pengakuan Suradji, motif pembunuhan yang dia melakukan didasari atas wangsit berasal dari mendiang bapak yang memerintahkannya untuk membunuh 70 perempuan supaya jadi sakti mandraguna.
Berdasarkan Info berasal dari Majalah Intisari edisi 2017, Ahmad Suradji lahir pada 10 Januari 1949 bersama dengan nama lahir Sagimin.
Dia adalah anak pertama berasal dari dua bersaudara pasangan Jogan dan Sartik. Sang bapak meninggal dunia pas Sagimin berusia 7 bulan.
Saat beranjak dewasa, Sagimin nampak punyai ketertarikan bersama dengan ilmu hitam. Dia mempelajari semua ilmu perdukunan berasal dari buku-buku peninggalan sang ayah.
Saat Sagimin berusia 27 tahun, dia menikah bersama dengan seorang wanita asal Pekanbaru. Setelah menikah, Sagimin mengubah namanya jadi Ahmad Suradji.
Sedari kecil, Ahmad Suradji mengaku kerap didatangi mendiang ayahnya lewat mimpi. Di didalam mimpinya, Suradji mengaku bahwa sang bapak mengajarinya ilmu kesaktian.
Entah benar atau tidak, namun warga di sekitarnya menilai Suradji sebagai orang sakti atau biasa kami sebut bersama dengan “dukun”.
Aksi pembunuhannya mengincar wanita yang melacak pemberian dukun untuk mempercantik penampilannya.
Awalnya, ritual yang dilakukan Suradji nampak normal, hanya meminum air putih yang sudah diludahi Suradji.
Namun sesudah lebih dari satu ritual, Suradji meminta pasiennya untuk berkunjung ke sebuah ladang tebu di sedang malam.
Karena percaya bersama dengan ritual yang dijalani Suradji, korban percaya dan menuruti permintaannya.
Sesampainya di ladang tebu, Suradji meminta korban untuk melewatkan semua busana dan melakukan tapa pendem (bertapa bersama dengan mengubur diri).
Momen inilah jadi peluang Suradji untuk melakukan aksi kejinya.
Ahmad Suradji tidak hanya membunuh para pasiennya bersama dengan keji, dirinya juga mengambil sejumlah harta perhiasan yang dipakai para korban pas melakukan ritual.
Di awal investigasi, Ahmad Suradji hanya mengaku sudah membunuh 16 wanita, sampai pada akhirnya dia mengaku sudah membunuh 42 wanita untuk meraih ilmu sakti yang didapatkan berasal dari wangsit sang ayah.
Setelah melalui investigasi panjang, pada akhirnya polisi mendapatkan bukti bahwa aksi pembunuhan sadis ini dibantu oleh istri pertamanya, Turmin.
Suami-istri ini pada akhirnya menjalani hukuman mati.