Dirikan Startup Robot Usai Kematian Tragis Sang Ibu

dunialain.xyz – Kecintaan Sho Nakanose terhadap robotika terinspirasi tragedi meninggalnya sang ibu sepuluh th. lalu. Meskipun bukan seorang dokter, dia terobsesi bersama dengan ide bahwa teknologi baru dapat membuat semuanya berbeda.
“Saat itu, saya sangat berpikir, jikalau kami punya teknologi baru layaknya perluasan kapabilitas manusia, saya dapat menyelamatkan nyawanya,” katanya layaknya melansir Forbes, Senin (31/7/2023).
Sepuluh th. kemudian, pria ini menyalurkan ide tragis itu ke dalam startupnya yang berbasis di Jepang, Gitai. Perusahaan, yang sejauh ini telah menyatukan lebih dari USD 47 juta dari perusahaan modal ventura layaknya Daiwa Corporate Investment Venture Growth Fund, Mitsubishi UFJ Capital IX dan Global Brain CVC Funds, memiliki tujuan untuk membuat robot yang dapat beroperasi di luar angkasa dalam beragam misi.
Salah satunya terhitung pengambilan sampel tanah di Bulan. Akan tetapi, inti dari perusahaan Nakanose adalah ide sederhana untuk mengfungsikan robot di luar angkasa yang akan menyelamatkan nyawa dan kesegaran manusia.
Mahal dan beresiko bagi orang untuk tinggal dan bekerja di luar angkasa. Penerbangan berawak ke orbit atau ke Stasiun Luar Angkasa Internasional misalnya, biayanya merasa USD 58 juta per kursi.
Perjalanan area angkasa terhitung punya banyak risiko bagi mereka yang terlibat. Menurut NASA, paparan radiasi yang dibawa oleh perjalanan luar angkasa dapat menambah risiko kanker, menyebabkan kerusakan proses saraf pusat yang membuat otak susah berkomunikasi bersama dengan organ sensorik, membuat perubahan faedah kognitif, kurangi faedah motorik, dan membuat tantangan perilaku.
Bagi Nakanose, mengfungsikan teknologi robot berpotensi tawarkan cara yang lebih terjangkau dan praktis untuk menjelajahi area angkasa tanpa membahayakan nyawa manusia.
Dia menjelaskan bahwa obyek Gitai adalah untuk kurangi cost tenaga kerja luar angkasa hingga 100 kali lipat bersama dengan mengfungsikan teknologi robot mereka dan kurangi risiko keselamatan bersama dengan mengirimkan robot ke orbit, bukan manusia.
Startup kala ini mengolah dua produk. Yang pertama adalah lengan robot style cacing berukuran 2 meter. Mesin ini dapat bergerak layaknya cacing inci dan terhitung “dilengkapi bersama dengan beragam perlengkapan layaknya bor listrik, sekop, dan tangan robot untuk laksanakan beragam tugas”, kata Nakanose.
Ini berpotensi kurangi kuantitas kala yang dibutuhkan astronot untuk berjalan di luar angkasa untuk laksanakan tugas perawatan atau perbaikan di pesawat area angkasa atau stasiun area angkasa.
Produk keduanya adalah Lunar robotic rover, yang berukuran sebesar go-kart dan punya jangkauan sebagian mil. “Penjelajah ini punya kapabilitas untuk bernavigasi dan beroperasi di permukaan bulan,” kata Nakanose. Hal ini mutlak dikarenakan NASA bersiap untuk mengembalikan manusia ke Bulan secara permanen.
Memiliki Pesaing
Gitai pasti bukan hanya satu perusahaan robot area angkasa. Beberapa perusahaan kini mendominasi pasar, layaknya Kanada MDA Space, yang menciptakan lengan robotik untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional dan Redwire yang berbasis di Luksemburg, yang mengolah proses robotik untuk pesawat area angkasa.
Permintaan untuk robot area angkasa tumbuh, firma analis Grand View Research memperkirakan total pasar akan meraih lebih dari USD 5 miliar terhadap 2027. Permintaan tersebut disebabkan oleh kebutuhan akan “perbaikan, layanan, dan pemeliharaan satelit geostasioner yang efisien”, menurut sebuah laporan oleh perusahaan.
“Efektifitas biaya, produktivitas yang lebih baik, dan kapabilitas untuk bekerja di lingkungan luar angkasa yang ekstrim adalah segi utama yang mendorong permintaan akan teknologi robotika luar angkasa,” kata laporan tersebut.
Peluang Bersaing
Terlepas dari dominasi perusahaan warisan, Christopher Stott, seorang analis di Lonestar Data Holdings Inc., menjelaskan bahwa teknologi Gitai memungkinkannya untuk mengalahkan kompetisi warisannya.
“Sementara MDA dan Redwire adalah penyedia utama industri robot area angkasa kala ini, Gitai dapat berikan mereka kompetisi nyata untuk jadi setara bersama dengan SpaceX dalam pangsa pasar mereka,” kata Stott.
Perusahaan bahkan telah punya sejumlah pelanggan di industri ini. Nakanose menjelaskan perusahaan punya banyak perihal untuk di tawarkan kepada perusahaan luar angkasa lainnya.
“Kita dapat jadi mitra yang baik untuk meminimalkan cost infrastruktur layaknya cost transportasi dan tenaga kerja bersama-sama,” tambahnya.
Lahirnya Gitai
Satu dekade lalu, kehidupan Nakanose tidak tersedia hubungannya bersama dengan robotika atau luar angkasa. Dia adalah seorang konsultan IT di IBM Jepang terhadap 2009, mengganti proses lama bersama dengan proses SAP (perusahaan perangkat lunak Jerman) baru untuk pelanggan. Tapi tidak lama sesudah itu dia melacak jalur lain, katanya, dikarenakan merasa tidak sesuai jadi karyawan korporat di perusahaan besar.
Jadi, terhadap 2013, dia tukar ke India dan memulai CloudLancer India, Pvt, Ltd, sebuah perusahaan yang mengoperasikan dua bisnis utama, mengontrak pengembangan proses web site untuk klien dan mengembangkan aplikasi web site dan smartphone mereka sendiri untuk pemasaran dan pendidikan.
Dia menjajakan CloudLancer terhadap 2015 ke Perusahaan India bersama dengan kuantitas yang tidak diungkapkan, lantas tukar kembali ke Tokyo untuk mengejar hasratnya terhadap robot.
Pada 2016, barulah Nakanose mendirikan Gitai, bersama dengan obyek membangun proses robot yang lebih murah untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan ruang.
Nama perusahaan bermakna “Cybernetic body” dalam bahasa Jepang, tapi kemungkinan lebih dikenal sebagai nama untuk badan cybernetic dalam film anime Ghost in the Shell, favorit Nakanose.
Pada 2021, perusahaan tersebut menjelaskan telah berhasil laksanakan demo teknologi pertamanya di stasiun luar angkasa Internasional bersama dengan robot luar angkasa otonom yang dapat mencontoh eksplorasi dan konstruksi bulan bersama dengan bersama dengan perbaikan pesawat luar angkasa.
Pada 2024, perusahaan akan laksanakan demo teknologi lain di luar ISS. Perusahaan terhitung punya lebih banyak misi yang seiring bersama dengan badan antariksa Jepang, Toyota, dan lainnya.
Di Mei, perusahaan menyatukan USD 30 juta putaran seri B dan memiliki tujuan untuk mengfungsikan modal tersebut untuk memperluas operasinya di Amerika Serikat di wilayah Torrance, California untuk menambah kapasitas produksinya.
Nakanose menjelaskan proyek terutama startup di jaman depan adalah mengembangkan robot yang memiliki tujuan untuk membangun panel surya, antena komunikasi, modul daerah tinggal, dan generator di luar angkasa dan menyediakan ribuan robot ke permukaan bulan.
“Sebagai permulaan, kami akan mengirimkan ribuan robot kami ke permukaan bulan dan permukaan Mars untuk membangun banyak panel surya, antena komunikasi, modul daerah tinggal, dan generator,” kata Nakanose. “yang akan jadi proyek terutama kami dalam kala dekat.”