Kasus Pembunuhan Tersadis Di Dunia
dunialain.xyz – Deretan masalah pembunuhan tersadis di dunia berikut ini mempunyai metode pembunuhan yang hampir sama, dari penyiksaan sampai pelecehan seksual.
Empat bulan memasuki th. 2024, penduduk Indonesia dikejutkan dengan sejumlah masalah pembunuhan tersadis yang berlangsung di beberapa wilayah.
Baru-baru ini, penduduk dikejutkan dengan masalah pembunuhan seorang ibu yang ditutupi sepanjang enam th. yang lalu.
Kasus ini baru terungkap setelah anak korban yang baru berani melaporkan aksi pembunuhan yang dikerjakan oleh ayahnya sendiri kepada ibunya.
Dilansir dari bermacam media, momen mengenaskan ini berlangsung di th. 2017 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pelaku, bernama Henky Talik (42) jalankan penganiayaan sepanjang 3 hari sebelum akan istrinya, J (35) meninggal dunia.
Mengenaskannya, setelah istrinya tewas, ia menimbun jasadnya di halaman belakan tempat tinggal dengan pasir dan semen.
Sedangkan anaknya yang masih berusia 10 th. sementara itu, diancam oleh ayahnya untuk tidak membongkar kejahatan yang telah dilakukannya.
Setelah enam th. menutupi kejahatan sang ayah dan terima kekerasan, sang anak akhirnya memberanikan diri melaporkan ayahnya ke pihak berwajib.
Kapolrestabes Makassar akhirnya jalankan penyelidikan secara langsung dirumah tersangka dan menemukan barang bukti berupa tengkorak manusia.
Deretan Kasus Pembunuhan Tersadis di Dunia
Pembunuhan adalah tindakan menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum atau tidak.
Apapun alasannya, tindakan ini tidak dapat dibenarkan secara hukum dan agama.
Bahkan di bermacam yurisdiksi di seluruh dunia telah memutuskan tindakan ini sebagai kategori kejahatan benar-benar dan diatur di dalam hukum pidana.
Meski telah dibuat basic hukumnya, tindakan keji ini masih konsisten berlangsung di bermacam negara.
Berikut beberapa masalah pembunuhan tersadis di dunia yang sempat menggemparkan seluruh penduduk di masanya:
1. Harold Shipman
Kasus pembunuhan tersadis di dunia pertama berlangsung di th. 1970-an, oleh Harold Shipman yang dijuluki “Dr. Death”.
Ironisnya, ia adalah seorang dokter yang memulai praktis medisnya di Yorkshire terhadap th. 1970.
Sebelum masalah pembunuhan, ia pernah terlibat skandal di th. 1976 setelah memalsukan resep untuk beroleh morfin yang dapat digunakan sendiri.
Setelah daerah prakteknya sukses dipulihkan, ia menjadi melanjutkan serangkaian pembunuhan dengan mengimbuhkan dosis berlebih dari obat morfin kepada pasiennya.
Rata-rata korban yang dipilihnya adalah orang tua, wanita, dan pasien dengan keadaan kebugaran yang telah menjadi membaik.
Para korban kebanyakan meninggal di dalam keadaan duduk, sehingga bebas menulis diagnosis palsu di di dalam catatan medis.
Kasus ini menjadi terungkap setelah keliru satu partner kerjanya menjadi sangsi dengan pola kematian pasien Shipman yang hampir sama.
Ia akhirnya terbukti jalankan pembunuhan. Bahkan di dalam bukti persidangan, ia terbukti telah jalankan pembunuhan kepada minimal 215 pasien.
Shipman dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa barangkali pembebasan bersyarat.
Pada th. 2004, ia ditemukan tewas di selnya di Penjara Wakefield, mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri
2. Pedro Alonso Lopes
Pedro Alonso Lopez atau dikenal sebagai “Monster dari Andes” adalah pembunuh berantai yang paling keji di Kolombia.
Ia terlibat di dalam alur kejahatan seksual dan pembunuhan sepanjang akhir th. 1970-an di Kolombia, Ekuador, dan Peru.
Rata-rata korbannya adalah anak perempuan muda dari keluarga miskin.
Saat ditangkap di Ekuador terhadap th. 1980, Lopes mengaku telah membunuh lebih dari 300 gadis dan anak perempuan.
Pernyataan itu susah diverifikasi karena lokasi kejadiannya berlangsung secara abstrak.
Namun polisi sukses menemukan bukti yang cukup untuk menghubungkan serangkaian kejahatannya dengan lebih dari 50 masalah pembunuhan di Ekuador saja.
Kasus ini sempat menghebohkan seluruh dunia karena Lopez cuma dihukum 16 th. saja, sesuai dengan ketentuan hukuman maksimal yang berlaku di Ekuador.
Dia akhirnya bebas terhadap th. 1998, tetapi tertangkap lagi atas tuduhan lain sebelum akan dibebaskan terhadap th. 2002.
3. Ahmad Suradji
Ahmad Suradji, dikenal terhitung dengan nama Datuk Maringgi adalah pelaku pembunuhan tersadis di Indonesia.
Aksinya yang keji itu menyebabkan masalah ini menarik perhatian hampir seluruh penduduk Indonesia di th. 1980-an dan 1990-an.
Suradji mengaku telah membunuh 42 wanita pada th. 1986 sampai 1997.
Metode pembunuhannya selamanya konsisten, menarik korban ke ladang tebu miliknya di Medan, berpura-pura sebagai dukun yang dapat meningkatkan kekayaan atau kecantikan, dan berharap korban untuk jalankan ritual, padahal cuma untuk memudahkan dirinya jalankan aksi brutal.
Kasus ini akhirnya terungkap saat pihak berwenan menemukan sebuah kuburan massal di ladangnya terhadap th. 1997.
Suradji akhirnya diadili dan dinyatakan bersalah atas masalah pembunuhan berantai di th. 1998.
Ia dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi oleh regu tembak terhadap th. 2008.
4. Andrei Chikatilo
Kasus pembunuhan tersadis di dunia sesudah itu adalah “The Butcher of Rostov” dengan identitas asli bernama Andrei Chikatilo.
Ia adalah pembunuh berantai terganas di Rusia di akhir th. 1970-an dan berlanjut sampai awal 1990-an.
Chikatilo diduga telah jalankan pelecehan seksual, pembunuhan, dan mutilasi terhadap lebih dari 50 remaja putri dan anak-anak.
Chikatilo mengaku bahwa dirinya dapat menggapai orgasme dengan menikam wanita, sehingga ia mempunyai permohonan yang kuat untuk membunuh.
Ia mengaku telah jalankan 56 pembunuhan brutal.
Tapi pengadilan cuma mengadilinya atas 53 masalah pembunuhan dan diadili hukuman mati dan dieksekusi oleh regu tembak terhadap th. 1994
5. Ted Bundy
Kasus pembunuhan tersadis di dunia sempat berlangsung di th. 1970-an.
Bentuk kejahatan yang dikerjakan bukan cuma pembunuhan, tetapi terhitung penculikan dan pelecehan seksual.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, pihak berwajib akhirnya menemukan identitas pelaku sebenarnya, yaitu Ted Bundy.
Ia kerap berbohong dengan berpura-pura cacat atau memakai identitas palsu seperti sebagai petugas polisi atau pemadam kebakaran untuk mendekati korban-korbannya.
Setelah sukses beroleh korban, ia menculik dan membawa mereka ke lokasi terpencil untuk jalankan aksi bejatnya.
Tidak diketahui secara pasti berapa keseluruhan korbannya. Tapi beberapa sumber menyebut berkisar pada 30 sampai lebih dari 100 wanita muda.
Setelah beberapa kali melarikan diri, Bundi akhirnya ditangkap dan diadili terhadap th. 1978.
Pada th. 1980, ia dihukum mati lewat kursi listrik dan eksekusinya dikerjakan terhadap th. 1989.