Pembunuhan Berantai Mengincar Rental Mobil

Pembunuhan Berantai Mengincar Rental Mobil

Pembunuhan
Pembunuhan Berantai Mengincar Rental Mobil

dunialain.xyz, Rio Alex Bulo atau yang dikenal dengan Rio Martil, pelaku pembunuhan berantai yang mengincar pengusaha rental mobil.

Pria kelahiran Sleman, 2 Mei 1978 ini pada mulanya menjajakan surat-surat kendaraan palsu. Setelah dia menikah, dia berubah profesi menjadi pencuri mobil terhandal di Jakarta.

Berdasarkan Info yang dihimpun, Rio bisa menggasak tiga mobil di dalam tiga hari. Dari hasil curiannya, Rio dan istri hidup amat makmur. Rio mengaku berjualan kepada sang istri.

Aksi pencurian mobilnya kelanjutannya terkuak kala penadah barang curian mobil melaporkan Rio ke kepolisian. Saat itu, Rio berhasil mengambil mobil privat “bos”nya sendiri.

Sesuai meniti hukuman penjara, Rio mengambil keputusan untuk bergeser lokasi operasi, yaitu di Kota Surabaya.

Di kota ini, metode pencurian mobil yang dilakukan Rio amat tidak sama kala dirinya beroperasi di Jakarta, yaitu mengincar pengusaha rental mobil dan membunuhnya dengan martil.

Berbekal senjata martil, Rio berhasil mengambil sebuah sedan mewah dan membunuh pengusaha rental mobil di Kota Surabaya.

Setelah itu, dia bergeser lokasi ke Kota Semarang dan berhasil melarikan Isuzu Panther dan menggetok dua korban dengan senjata andalannya.

Aksinya konsisten berlanjut sampai akhirnya, di Kota Banjarmasin, Rio berhasil menggondol Sedan Timor milik Jeje, selaku pemilik rental mobil tersebut.

Aksi pencurian ini menjadi akhir pencurian dan pembunuhan brutalnya.

Hotel Prodeo menjadi tempat tinggalnya sesudah mendapat hukuman mati di tahun 2001. Pada tahun 2004, Rio dipindahkan ke penjara Nusakambangan dan bertemu dengan seorang koruptor, Iwan Zulkarnaen yang sama-sama berasal berasal dari Sulawesi.

Rio dan Iwan punya interaksi pertemanan yang cukup akrab. Bahkan, Iwan sempat mengajari ngaji kepada Rio.

Sayang, Rio tidak bisa menahan emosi kala Iwan jadi mengejek dirinya cuma bertaji di luaran saja.

Tidak puas dengan ucapan Iwan, hasrat “pembunuh” di di dalam diri Rio jadi ulang dan segera menghantam kepala guru ngajinya ke tembok sel, pas di hari ulang tahun Iwan yang ke 27 tahun pada 2 Mei 2005.

Memiliki catatan kriminal yang besar dan prilaku sadis kepada teman tahanan, kelanjutannya tim eksekutor melayangkan tembakan ke dadanya pada 8 Agustus 2008 dini hari.

You May Also Like

More From Author