Zimbabwe Izinkan Pembantaian Massal Gajah

Zimbabwe Izinkan Pembantaian Massal Gajah

Zimbabwe
Zimbabwe Izinkan Pembantaian Massal Gajah

dunialain.xyz – Zimbabwe baru saja mengizinkan keran pembantaian massal gajah di negara mereka. Pemerintah setempat berdalih hal itu dikerjakan untuk berikan makan warganya yang kelaparan akibat kekeringan terburuk didalam lebih dari satu dekade.

Juru bicara Otoritas Taman dan Margasatwa Zimbabwe, Tinashe Farawo menargetkan pemusnahan 200 gajah untuk menangani persoalan kelaparan akut yang dialami hampir separuh masyarakat Zimbabwe. Mereka ikuti cara yang disita Namibia lebih pernah untuk memusnahkan gajah dan hewan liar lainnya didalam menangani kerawanan pangan yang dipicu oleh kekeringan berkepanjangan.

Menurut Farawo, kepada CNN, Senin, 16 September 2024, dikutip Selasa (17/9/2024), negaranya adalah rumah bagi lebih berasal dari 84 ribu gajah atau dua kali lipat berasal dari ‘kapasitas 45 ribu gajah’. Populasi gajah di Zimbabwe adalah yang terbesar ke-2 di dunia bersama Bostwana di rangkaian pertama.

Pada pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup Sithembiso Nyoni menyatakan kepada anggota parlemen bahwa, “Zimbabwe punyai lebih banyak gajah daripada yang kita butuhkan dan lebih banyak gajah daripada yang bisa ditampung oleh hutan kita.” Akibat populasi gajah berlebih, sumber daya untuk makanan mereka menyusut yang membawa dampak konflik antara manusia dan satwa liar di negara itu.

“Kami tengah berdiskusi bersama Zim Parks (Otoritas Taman dan Margasatwa Zimbabwe) dan lebih dari satu komunitas untuk melaksanakan seperti yang telah dikerjakan Namibia agar kita bisa menghitung kuantitas gajah, memobilisasi perempuan untuk mengeringkan daging dan mengemasnya, untuk memastikan bahwa daging tersebut hingga ke masyarakat yang butuh protein tersebut,” kata Nyoni.

“Ketika terkandung kelebihan populasi satwa liar di suatu taman tertentu, mereka kemudian bakal keluar berasal dari taman untuk mencari sumber daya lain seperti air atau tanaman hijau. Ketika itu terjadi, mereka bakal berkontak bersama manusia dan konflik pun dimulai.”

Namibia Distribusikan Daging Gajah

Di Namibia, 700 hewan liar, juga gajah, disetujui untuk disembelih bulan selanjutnya dan dagingnya dinyatakan bakal didistribusikan kepada orang-orang yang hadapi kerawanan pangan. Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata Namibia menyatakan lebih berasal dari 150 hewan telah dibunuh bersama lebih berasal dari 125.000 pon daging dibagikan.

Zimbabwe dan Namibia sekedar dua berasal dari banyak negara di Afrika anggota selatan yang mengalami kekeringan kronis akibat El Niño, sebuah pola iklim alami yang membawa dampak benar-benar sedikit curah hujan di wilayah tersebut sejak awal tahun. Negara-negara tersebut juga rentan pada kekeringan yang diperburuk oleh pergantian iklim.

Farawo, juru bicara taman nasional, menyatakan kepada CNN bahwa pemusnahan bakal di mulai sehabis pihak berwenang selesaikan dokumen yang diperlukan. “Kami tengah mengurus dokumennya… agar kita bisa memulainya sesegera mungkin,” katanya, seraya memberikan bahwa rencana pembantaian tersebut bakal menargetkan tempat bersama populasi gajah yang besar.

Kebijakan pemusnahan gajah di Zimbabwe dan Namibia segera mendapat kritik keras. “Pemusnahan gajah mesti dihentikan,” kata Farai Maguwu, pemimpin group advokasi Pusat Tata Kelola Sumber Daya Alam yang berbasis di Zimbabwe, didalam sebuah unggahan di X.

Tuai Tentangan Keras berasal dari Aktivis Lingkungan

“Gajah membawa hak untuk hidup,” tulis Maguwu, seraya memberikan bahwa ‘generasi mendatang membawa hak untuk melihat gajah di habitat aslinya’.

Ahli biologi konservasi dan konsultan sumber daya alam Keith Lindsay juga mengutarakan ketidaknyamanannya didalam memakai satwa liar untuk kurangi kerawanan pangan. Ia mengutarakan kecemasannya kepada CNN bahwa cara itu ‘sangat kemungkinan mengarah pada permohonan daging hewan liar yang lebih teratur dan berkesinambungan yang tidak berkelanjutan’.

Namun, Farawo membantahnya. Ia menyatakan keputusan Zimbabwe untuk membantai gajah yang merupakan pemusnahan pertama sejak 1988, adalah anggota berasal dari beberapa langkah yang lebih luas untuk kurangi konflik antara gajah dan manusia, menyusul serangkaian serangan gajah pada manusia.

“Hewan-hewan tersebut membawa dampak banyak kekacauan di masyarakat, membunuh banyak orang. Minggu lalu, kita kehilangan seorang wanita di anggota utara negara ini yang dibunuh oleh seekor gajah. Minggu sebelumnya, hal yang serupa terjadi. Jadi itu (pemusnahan) juga sebagai cara pengendalian,” ujarnya.

Setidaknya 31 orang tewas di Zimbabwe tahun ini akibat konflik antara manusia dan satwa liar, lapor tempat lokal.

Penyebab Kasus Kematian Massal Gajah di Masa Pandemi

Hidup gajah liar tidak tetap safe meski tinggal di kawasan konservasi. Salah satunya lebih-lebih membawa dampak kematian massal gajah pada masa pandemi. Dilaporkan 350 ekor gajah mati misterius di Delta Okavango, Bostwana, pada Mei dan Juni 2020.

Gajah-gajah berasal dari banyak ragam usia dan style kelamin terkena dampaknya, banyak di antaranya membuktikan tanda-tanda kebingungan sebelum tiba-tiba mati atau pingsan. Dua bulan berikutnya, 35 gajah ekor lain ditemukan mati di tempat barat laut Zimbabwe.

Melansir berasal dari The Guardian, Jumat, 27 Oktober 2023, pada pas itu, pemerintah setempat membuktikan bahwa kematian gajah di Botswana disebabkan oleh racun sianobakteri, tapi tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan kepada publik. Setelah menguji bangkai gajah di Zimbabwe, pada akhirnya terungkap bahwa penyebabnya adalah bakteri yang sedikit diketahui bernama Pasteurella takson Bisgaard 45, yang membawa dampak septikemia atau keracunan darah.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, sebelumnya belum pernah terdengar bahwa infeksi bakteri tersebut bisa membawa dampak kematian gajah. Para peneliti yakin bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan penyebab yang serupa berasal dari kematian gajah di negara-negara sekitarnya.

“Hal ini mewakili keprihatinan konservasi yang perlu bagi gajah didalam meta-populasi terbesar yang tersisa berasal dari spesies yang terancam punah ini,” tulis para peneliti didalam jurnal tersebut.

You May Also Like

More From Author