Ratu Terkenal Paling Kejam di Dunia

Ratu Terkenal Paling Kejam di Dunia

Ratu
Ratu Terkenal Paling Kejam di Dunia

dunialain.xyz – Pada era dahulu, kerajaan biasanya jadi pemerintahan tertinggi di beberapa negara. Kerajaan ini berbentuk absolut atau mutlak. Setiap orang tidak boleh ada yang membantahnya dan harus selalu patuh dengan perintah kerajaan. Kerajaan ini dipimpin raja maupun ratu. Namun tak cuma bijaksana, ratu atau raja ini termasuk ada yang populer karena kekejamannya didalam memerintah.

Bahkan saking kejamnya, beberapa ratu ini viral di tempat sosial. Seperti yang diunggah akun TikTok @aphrodite_story.

1. Elizabeth Bathory

Bathory lahir di Hungaria pada 1560, kurang lebih 100 th. sesudah Vlad ‘The Impaler’ Dracul atau Drakula meninggal. Kakek buyut Elizabeth Báthory adalah Prince Stephen Báthory yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Dracul kala dia merebut lagi kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.

Bathory adalah countess Hungaria dari keluarga Báthory. Keluarga ini diingat untuk pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia populer sebagai pembunuh berantai didalam peristiwa Hungaria dan Slowakia. Dia dijuluki sebagai Wanita Berdarah Csejte (kini Čachtice). Istana Čachtice merupakan daerah ia menggunakan hidupnya.

Dilansir Wikipedia, sesudah kematian suaminya, ia dan empat pembantunya dituduh menyiksa dan membunuh ratusan wanita muda, dengan sekurangnya sebanyak 650 korban. Pada 1610, ia dipenjara di Istana Čachtice dan menggunakan hidupnya disana.

2. Ranavalona

Ranavalona I lahir dengan nama Rabodoandrianampoinimerina (Ramavo) sekitar th. 1778 . Dia dikenal dengan nama Ranavalo-Manjaka I, penguasa Kerajaan Madagaskar dari th. 1828 hingga 1861. Ia jadi ratu sesudah kematian suami mudanya, Radama I.

Ranavalona menerapkan kebijakan isolasionisme dan swasembada, mengurangi pertalian ekonomi dan politik dengan negara-negara Eropa, memukul mundur serangan Prancis di kota pesisir Foulpointe, dan mengambil alih beberapa langkah keras untuk membasmi pergerakan Kristen di Madagaskar yang sebelumnya diprakarsai anggota London Missionary Society pada era pemerintahan Radama I.

Selain itu, dia termasuk kerap laksanakan praktek tradisional fanompoana, yaitu kerja paksa sebagai pembayaran pajak untuk selesaikan proyek-proyek pekerjaan umum. Dia termasuk memaksa orang harus militer (wamil) yang mencapai 20.000 hingga 30.000 orang.

Tingkat kematian di kalangan prajurit dan rakyat jelata pada era kekuasaannya sepanjang 33 th. sangatlah tinggi akibat peperangan, wabah penyakit, kerja paksa dengan situasi yang buruk, dan sistem peradilan yang kejam.

Akibat kebijakannya, Ranavalona menuai kecaman dari orang-orang Eropa yang sezaman dengannya, dan ia dilukiskan sebagai seorang tiran atau apalagi sebagai orang gila. Citra negatif ini masih terus berlanjut di didalam literatur-literatur peristiwa Barat hingga pertengahan dasawarsa 1970-an.

3. Isabella dari Kastilia

Di ranah politik, Isabel menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang cakap. Setelah mengawali masa-masa sulit di awal pemerintahan, Isabel berhasil menghimpit tingkat kejahatan dan menghapuskan warisan utang-utang dari era pemerintahan kakak tirinya.

Paus Aleksander VI mengimbuhkan gelar “Penguasa Katolik” kepada Isabel dan suaminya Fernando karena diakui udah menjaga agama Katolik di kerajaan mereka. Termasuk mengalahkan Sultan Granada Muhammad XII (Sultan Boabdil) dan pengusiran umat Muslim dan Yahudi dari Spanyol. Dia termasuk disebut-sebut laksanakan pembantaian pada warga yang berganti agama.

Isabel termasuk dikenal bakal dukungannya pada Kristoforus Kolumbus didalam usaha mendapatkan dunia baru. Kebijakan Isabel berkaitan reconquista dan dukungannya bakal penjelajahan samudera jadi salah satu hal yang membuat perubahan geopolitik dunia, pergeseran batas lokasi dunia Kristen dan Islam, dan pemantik awal bagi bangsa Eropa laksanakan penjelajahan samudera dan kolonialisme pada era setelahnya. Hal ini membuat Isabel jadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.

4. Wu Zetian

Wu Zetian termasuk dikenal sebagai Wu Zhao, Wu Hao, adalah hanya satu perempuan didalam peristiwa Tiongkok yang secara resmi dan diakui berkuasa sebagai maharani (kaisar wanita).

Wu mengawali kehidupannya di istana sebagai selir dari Kaisar Li Shimin (Taizong). Setelah mangkatnya sang kaisar pada th. 649, dia kemudian jadi selir dari penerus dan putra Li Shimin, Kaisar Li Zhi (Gaozong), dan kemudian jadi permaisuri sang kaisar pada 655. Setelah suaminya meninggal pada 683, takhta diwariskan kepada putra mereka, Kaisar Li Xian (Zhongzong).

Namun, Wu yang jadi ibu suri, diketahui mengendalikan kekaisaran. Belum genap dua bulan memerintah, Li Xian digulingkan oleh ibunya sendiri, diasingkan, dan dijadikan tahanan rumah, lantaran sang kaisar berseloroh hendak menyerahkan kekaisaran kepada ayah mertuanya, Wei Xuanzhen.

Akhirnya takhta itu diserahkan kepada putra Wu yang lain, Li Dan (Ruizong). Li Dan yang cuma jadi kaisar boneka yang dikendalikan ibunya kemudian menyerahkan takhta pada 690 kepada ibunya. Wu kemudian menunjukkan dirinya sebagai huángdì, gelar yang disandang oleh para Kaisar Tiongkok. Gelar ini menjadikan dia hanya satu wanita yang menyandang gelar tersebut sepanjang 4.000 th. peristiwa Tiongkok.

5. Ratu Marry

Dibawah kepemimpinannya, Mary mengembalikan katolik sebagai agama resmi Inggris, menghapus banyak hukum agama yang dibikin oleh ayah dan saudara tirinya, dan memulihkan doktrin gereja katolik. Bagi penganut katolik, keberadaan Mary sebagai ratu pasti benar-benar melegakan.

Tapi bagi penganut protestan, Mary menyadari adalah mimpi buruk. Tiga th. setelahnya, Mary membakar sekitar 300 orang protestan yang menolak pengaruhi keyakinannya jadi katolik. Untuk kejahatannya itu, sang ratu dijuluki “Bloody Mary” oleh rakyatnya sendiri.

You May Also Like

More From Author