Makanan Pembunuh Berantai

dunialain.xyz – Hukuman mati menjadi jenis hukuman yang masih menjadi perdebatan. Walau begitu, praktik hukuman mati masih diterapkan di sebagian negara, juga Indonesia.
Di sebagian negara, hukuman mari biasa diberikan kepada pelaku kejahatan berat seperti pembunuhan keji. Walau begitu, para terdakwa yang divonis mati senantiasa diberikan hak-haknya. Salah satunya, menyantap makanan kesukaan sebelum saat hukuman dilaksanakan.
Artikel seputar makanan-makanan paling akhir para pembunuh berantai paling keji menjadi yang paling populer di kanal Citizen6, Liputan6.com.
Diikuti artikel tentang pertarungan antara teknologi melawan alam yang menepati alur ke-2 paling banyak dibaca. Sementara di posisi sesudah itu ada artikel seputar cacing yang bersarang di mata seorang remaja.
Berikut top 3 Citizen6:
1. Makanan Terakhir Pembunuh Berantai Paling Keji di Dunia
Meski hukuman mati masih menjadi pro dan kontra di sejumlah negara, kami semua sepakat bahwa sebagian orang layak untuk mati atas kejahatan yang mereka lakukan. Beberapa pembunuh berantai paling populer sepanjang sejarah berasal dari Amerika Serikat dan dihukum mati di sana.
Satu topik menarik berkaitan hukuman mati di sana adalah bahwa para pembunuh sadis ini diberi pilihan untuk permintaan makanan paling akhir mereka. Berikut makanan paling akhir 8 pembunuh keji seperti dilansir dari Murderpedia.
2. Kisah Pertarungan Teknologi Vs Alam, Siapa yang Menang?
Teknologi sebetulnya diciptakan untuk menunjang kehidupan manusia. Namun, alam sendiri adalah ciptaan Tuhan yang kadang kala tak seiring dengan teknologi buatan manusia. Teknologi yang jadi hari jadi canggih nyatanya sering kesulitan hadapi ‘kecanggihan’ alam. Buktinya, ada banyak perihal yang menunjukkan teknologi canggih sama sekali tak bisa menandingi kekuatan alam.
2. Nyaris Buta, Ternyata Cacing Bersarang di Mata Remaja Ini
Seorang remaja berusia 17 th. yang tidak disebutkan namanya, menderita sakit mata berkepanjangan sepanjang tiga minggu sebelum saat mengambil keputusan untuk menemui dokter. Ya, sesudah tiga minggu menderita dikarenakan rasa tidak nyaman dan hampir kehilangan semua penglihatannya, remaja itu mengambil keputusan telah waktunya mencari perlindungan medis.