Mantan Istri Pembunuh Berantai Prancis Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

dunialain.xyz – Pengadilan Prancis pada Selasa, (19/12/2023) menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada mantan istri pembunuh berantai Michel Fourniret atas perannya di dalam tiga pembunuhan yang dijalankan mantan suaminya.
Setelah 10 jam pertimbangan, Monique Olivier dihukum sebab terlibat di dalam pembunuhan Fourniret pada dua wanita muda sejak sebagian dekade yang lalu, terhitung pelajar Inggris berusia 20 tahun Joanna Parrish dan seorang gadis berusia sembilan tahun.
Olivier, (75), kudu merintis hukuman minimal 20 tahun di balik jeruji besi, ketetapan pengadilan.
Dengan kepala tertunduk dan mata 1/2 tertutup, terdakwa terlihat tenang mendengarkan putusan.
“Hukuman penjara seumur hidup adalah adil, memadai, dan cocok bersama dengan fakta yang amat serius, dimana keterlibatan (Monique Olivier) total,” kata Hakim Didier Safar waktu membacakan putusan sebagaimana dilansir AFP.
Olivier dihukum atas perannya di dalam di dalam penculikan, pengasingan dan pembunuhan Parrish dan Marie-Angele Domece yang berusia 18 tahun pada 1988. Hukumannya diperparah oleh perannya di dalam percobaan pemerkosaan pada Domece dan pemerkosaan Nona Parrish oleh Fourniret.
Dia terhitung dihukum sebab berperan di dalam penculikan, pengasingan dan pembunuhan Estelle Mouzin yang berusia sembilan tahun pada 2003, yang tubuhnya tidak pernah ditemukan meskipun telah dijalankan pencarian intensif.
Fourniret meninggal pada 2021 di dalam umur 79 tahun sebelum akan dia diadili atas tiga pembunuhan tersebut, yang artinya persidangan Olivier adalah kesempatan paling akhir bagi keluarga korban untuk mendapatkan keadilan.
Mantan suami Olivier itu mengaku melakukan 11 pembunuhan sebelum akan dia meninggal, tapi laporan menjelaskan bisa saja tersedia dua lusin pembunuhan lagi.
“Ini adalah akhir dari perjuangan panjang bagi keluarga korban,” kata Didier Seban, pengacara keluarga korban.
“Bagi keluarga yang tunggu begitu lama, yang berjuang keras untuk memperoleh putusan layaknya itu, ini mengerti merupakan ketetapan yang berikan mereka kepuasan sehabis persidangan yang amat menuntut.”
Olivier telah merintis hukuman seumur hidup yang dikeluarkan pada 2008 sebab keterlibatannya di dalam empat penculikan dan pembunuhan lainnya yang dijalankan oleh Fourniret. Satu dekade kemudian, dia dijatuhi hukuman 20 tahun tambahan sebab terlibat di dalam pembunuhan lainnya.
Jenazah Domece terhitung tidak pernah ditemukan, waktu tubuh telanjang Parrish ditemukan di sungai Yonne di departemen Prancis bersama dengan nama yang sama. Dia telah dipukuli, dibius dan diperkosa.
“Dia pakai saya,” kata Olivier perihal suaminya pada hari pembukaan persidangan. Pasangan itu bercerai pada 2010.
Fourniret dikenal sebagai “Ogre dari Ardennes” layaknya nama lokasi perbukitan dan hutan lebat di perbatasan Prancis-Belgia area dia bermarkas dan mendapatkan banyak korbannya.
Jaksa berargumen bahwa Fourniret tidak dapat mampu membunuh bersama dengan mudah tanpa perlindungan Olivier.
Dia dan Fourniret bersama miliki seorang putra, Selim Olivier, yang menambahkan kesaksian di persidangan pekan lalu, mendesak ibunya untuk berikan mengerti pengadilan seluruh yang dia ketahui.
Olivier menunjukkan penyesalannya pada hari paling akhir persidangannya.
“Saya mohon maaf,” kata Olivier sebelum akan menjatuhkan hukuman. “Meskipun aku mengerti bahwa kelakuan aku tidak mampu dimaafkan.”
Pengacara Olivier, Richard Delgenes, menjelaskan “pengakuan – yang mirip sekali tidak membatalkan tanggung jawab dan kesalahannya – kliennya – diakui” oleh pengadilan, dan menunjukkan bahwa jangka waktu yang lebih lama mampu ditetapkan sebelum akan pembebasan bersyarat dipertimbangkan.
Patrick Proctor, yang merupakan tunangan Joanna Parrish pada waktu pembunuhan selanjutnya terjadi, menggambarkan hukuman selanjutnya sebagai “pengakuan yang telah lama tertunda oleh sistem peradilan Prancis bahwa terdakwa bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut”.
Dia menunjukkan penyesalannya atas penyelidikan polisi pada waktu itu “terputus-putus dan tidak profesional” dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat “akan tetap merasakan kerugian ini selama sisa hidup kita”.
Saudara tiri Estelle Mouzin, Estelle Poisson, berkata: “Itu dia, keadilan telah diberikan.”
“Dua puluh tahun – sungguh mengherankan betapa lamanya kita kudu tunggu jawaban. Tapi akhirnya kita menghendaki putusan ini sedikit demi sedikit mampu meringankan penderitaan kami,” ujarnya.
Sepanjang persidangan, jaksa menyoroti trick Olivier untuk memperoleh keyakinan dari Domece dan Parrish mengerti mereka dapat dibunuh, dan juga keputusannya untuk selalu diam perihal pembunuhan Estelle Mouzin.
Dia sering mengaku “tidak tahu” atau “tidak ingat” ketika ditanya perihal aspek-aspek khusus dari suatu kasus, sebuah sikap yang merepotkan pengadilan untuk menambahkan penjelasan baru perihal kondisi kematian para korban.