Pembunuh Berantai di Kanada Tewas usai Diserang Napi Lain
dunialain.xyz – Seorang pembunuh berantai yang mendekam di penjara selama 18 tahun yaitu Robert Pickton meninggal dunia terhadap hari Jumat (31/5/2024).
Pickton meninggal dunia di rumah sakit setelah dirinya terserang oleh narapidana lain di penjara terhadap 19 Mei 2024.
Sebelum meninggal, Pickton sempat mengalami koma dan dirawat selama hampir dua minggu.
Berita penyerangan selanjutnya keluar terhadap tanggal 21 Mei, saat dinas kepolisian provinsi setempat, Sûreté du Québec mengatakan Pickton terserang oleh seorang narapidana berusia 51 tahun.
Menurut keluarga salah satu korban Robert Pickton, serangan yang didapat oleh pria berusia 74 tahun ini sangatlah kejam.
Ia ditikam gunakan gagang sapu yang sengaja dipatahkan dan tajam.
“Dan saat Anda mematahkan sesuatu seperti gagang sapu, Anda selalu mendapatkan ujung yang tajam, menjadi dia menyita ujung yang tajam itu dan menusukkannya ke hidungnya, hingga ke tengkoraknya,” kata Rick Frey kepada CTV News terhadap hari Jumat.
Robert Pickton merupakan salah satu pembunuh berantai paling kejam di Kanada.
Setelah didakwa bersama dengan pembunuhan 26 wanita, Pickton dinyatakan bersalah atas enam tuduhan pembunuhan tingkat dua.
Ia sesudah itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup terhadap tahun 2007.
Mengutip berasal dari City News, DNA berasal dari 33 wanita, banyak di antaranya diambil alih berasal dari Pusat Kota Eastside Vancouver, ditemukan di pertanian Pickton.
Ia terhitung pernah sesumbar membunuh 49 wanita.
Korban Pickton yang dikonfirmasi adalah Georgina Papin, Sereena Abotsway, Mona Wilson, Andrea Joesbury, Brenda Ann Wolfe, dan Marnie Frey.
Tanggapan Beberapa Keluarga Korban
Mengetahui kabar kematian Pickton, salah satu sepupu korban Pickton, Lorelei Williams, mengatakan bahwa dirinya benar-benar senang.
“Saya mulai sangat, benar-benar bahagia,” jelasnya.
Sepupu Williams, Tanya Holyk, yang terhitung merupakan korban pickton mengatakan bahwa bersama dengan kabar kematian Pickton ini babak kekerasan sudah berakhir.
Meski begitu, ia mulai cemas kalau barang bukti dihilangkan.
“Saya mengidamkan memperjuangkan sehingga barang bukti itu tidak dibuang begitu saja. … Saya tidak mengidamkan bukti-bukti itu dimusnahkan,” tambahnya.
Bagi keluarga korban Pickton lainnya, kabar situasi kritisnya awal bulan ini membawa kelegaan.
+ There are no comments
Add yours