Gilles de Rais, Pembunuh Berantai Abad Pertengahan

Gilles de Rais, Pembunuh Berantai Abad Pertengahan

Gilles de Rais
Gilles de Rais, Pembunuh Berantai Abad Pertengahan

dunialain.xyz – SEBAGIAN orang yang tidak asing dengan nama Gilles de Rais mungkin mengenalnya sebagai seorang orang yang bertanggung jawab atas kematian sekira 150 anak laki-laki di Prancis pada abad ke-15. Perbuatannya itu membawa dampak Gilles dianggap sebagai salah satu pembunuh berantai terkejam dalam histori dan menjadikannya inspirasi kisah legendaris Bluebeard.

Tapi benarkah Gilles de Rais adalah pembunuh berdarah dingin seperti yang dikisahkan?

Menurut catatan, Gilles de Rais adalah seorang pahlawan perang yang ditunjuk sebagai Marshall Prancis dan turut berjuang dengan Pelayan berasal dari Orleans, Joan of Arc dalam Perang 100 Tahun melawan Inggris. Menurut cerita, menyusul kematian Joan pada 1431, Gilles menjadi gila, melaksanakan pemurtadan, mempelajari alkimia yang saat itu dipandang sebagai ilmu sesat dan melaksanakan pembunuhan.

Pada 1440, Gilles diseret ke pengadilan karena menyerang seorang pendeta dalam misa, namun, persidangan berikut mengungkap segi gelap Gilles dan membuatnya dituding atas penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan ratusan anak laki-laki yang di mulai sejak 1426. Dalam pengadilan di Nantes, banyak saksi dipanggil untuk bersaksi melawan Gilles, terhitung pelayan setianya, Etienne Corrillaut.

Para saksi menceritakan bermacam macam tindakan mengerikan yang dikerjakan oleh Gilles sepanjang persidangan. Dia dituduh udah melaksanakan pemenggalan, mutilasi, nekrofilia, perkosaan, kanibalisme dan satanisme. Berdasarkan kesaksian para saksi, hakim memastikan ada cukup bukti untuk menyatakan Gilles bersalah.

Mulanya Gilles menampik mengakui semua tuduhan tersebut, tapi di bawah ancaman pengucilan dan penyiksaan, dia selanjutnya menyatakan dirinya sebagai pembunuh dan paedofil. Dengan pernyataan tersebut, harta Gilles disita dan dia dihukum gantung di Nantes pada 16 Oktober 1440 dengan pelayannya, Etienne.

Meskipun Gilles de Rais divonis lewat pengakuannya sendiri dan sejumlah keterangan saksi, banyak kecurigaan yang muncul dalam sebagian dasawarsa terakhir mengenai putusan pengadilan tersebut.

Dilansir berasal dari Ancient Origins, Rabu (9/8/2017), pada 1992, seorang penulis dan sejarawan berasal dari Vendee, Prancis bernama Gilbert Prouteau diminta oleh dewan pariwisata Breton untuk menulis biografi perihal Gilles de Rais. Secara sensasional, Gilbert menyatakan bahwa Gilles tidak bersalah dan mengajukan persoalan yang kuat untuk mendukung klaim bahwa Gilles de Rais adalah korban berasal dari pengkhianatan politik.

Meski buku berjudul ‘Gilles de Rais ou la Gueule du Loup’ yang ditulis Gilbert menjadi buku yang laris di Prancis, buku itu tidak pernah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris. Karena itulah sebagian besar orang di bagian dunia yang berbahasa Inggris, Gilles de Rais masih diperlihatkan sebagai seorang pembunuh sadis saat di Prancis, pandangan bahwa Gilles tidak bersalah semakin banyak diterima.

Saat ini banyak peneliti yang berpendapat bahwa Giles de Rais adalah korban sebuah plot balas dendam Gereja Katolik atau negara Prancis, terlebih karena dia mempunyai hubungan dengan Joan of Arc yang dinyatakan sebagai orang murtad oleh Gereja.

Bukti perihal perihal ini tidak hanya berkunjung berasal dari persidangan di mana Giles dipaksa mengakui di bawah ancaman penyiksaan, tapi terhitung berasal dari keterangan para saksi yang dipercayai diberikan dengan didasari oleh kepentingan pribadi, kebencian, dendam atau penyiksaan. Selain itu, fakta bahwa jaksa penuntut dalam persidangan tersebut, Duke of Brittany, kemudian ditunjuk sebagai penerima semua gelar dan tanah Giles setelah dakwaan dijatuhkan terhitung memperkuat dugaan terdapatnya rekayasa dibalik vonis pada Giles.

Pada 2013, pengadilan yang digelar di Prancis untuk memulihkan nama Giles de Rais memastikan bahwa ada cukup bukti untuk menyatakan jenderal Prancis itu mungkin dijebak. Kasus berikut berakhir dengan pernyataan bahwa Giles de Rais tidak bersalah.

“Kasus untuk menyatakan Giles de Rais tidak bersalah benar-benar kuat. Tidak ada mayat anak laki-aki yang ditemukan di Kastelnya di Tiffauges dan dia tampaknya mengaku sehingga lolos berasal dari pengucilan. Tuduhan berikut tampaknya merupakan tuduhan palsu yang dibuat oleh penguasa saingan yang kuat untuk mendapatkan keuntungan berasal dari penyitaan tanahnya,” kata Gilbert Prouteau yang bersaksi dalam persidangan berikut sebagaimana dikutip berasal dari Guardian.

Meski demikian, pengecekan ulang dan pembebasan Giles de Rais belum diketahui secara luas atau dipublikasikan. Sementara itu banyak sumber di internet yang tetap menyebarkan informasi perihal kejahatannya yang mungkin tidak pernah terjadi.

Disayangkan cermat mengerikan mengenai persoalan perihal pembunuh berantai di abad pertengahan tampaknya lebih menarik bagi sebagian besar orang daripada kesaksian perihal orang yang tidak bersalah.

You May Also Like

More From Author