Pembunuh Berantai yang Gegerkan Inggris

dunialain.xyz – Pembunuh berantai yang kasusnya sempat menggegerkan Inggris, Ian Brady, meninggal dunia. Pada 1960-an, ia bersama dengan bersama dengan kekasihnya, Myra Hindley, menyiksa dan membunuh lima anak-anak. Kasus berikut dikenal bersama dengan Moors Murderer.
Brady yang meninggal pada umur 79 th. itu sudah ditaruh di Ashworth Hospital, yaitu unit psikiatris bersama dengan tingkat pengamanan tinggi di Merseyside sejak 1985.
“Kami dapat mengonfirmasi seorang pasien 79 th. di Ashworth High Secure Hospital meninggal dikarenakan alasan kesehatan,” ujar seorang juru bicara Mersey Care NHS Foundation Trust.
Pria kelahiran Glasgow yang tukar ke Manchester itu dipenjara pada 1966 di Chester Assizes dikarenakan sudah membunuh John Kilbride (12), Lesley Ann Downey (10), dan Edward Evans (17).
Hampir 20 th. kemudian, yaitu pada 1985, ia mengaku membunuh Pauline Reade (16) dan Keith Bennett (12). Anak-anak itu dibunuh setelah diculik oleh Brady dan Hindley pada 1963 sampai 1965.
Dikutip dari BBC, Selasa (16/5/2017), Brady dan kekasihnya Hindley yang meninggal di penjara pada 2002 mengubur empat korbannya di pemakaman di Saddleworth Moor, Great Manchester.
Namun, Brady tidak pernah mengutarakan di mana jasad Keith berada. Ibu anak itu, Winnie Johnson, sudah berulang kali memohon Brady untuk memberitahukannya. Saudaranya pun mengelola web untuk melacak di mana jasad Keith berada.
Berbicara tentang persoalan pembunuhan Lesley Ann Downey, mantan petugas kepolisian Norman Brennan mengatakan, kesedihan dan rasa tersiksa terlihat jelas di muka ibu dan ayah korban pembunuh berantai itu.
“Mengetahui bahwa putrimu hilang, sendirian, dibunuh, dan kematiannya direkam, kesedihan tak pernah dapat hilang dari pikiran,” ujar Brennan kepada BBC Two’s Newsnight.
“Dua orang itu, Myra Hindley dan Ian Brady, mereka tak hanya membunuh lima anak-anak.”
“Harapan palsu yang mereka memberikan kepada keluarga sepanjang 50 th. sudah menghancurkan keluarga itu, lebih-lebih sampai sekarang,” ucap Brennan.
Selama ditahan, Brady sudah berturut-turut mogok makan dan berharap supaya ia diizinkan untuk meninggal. Namun pihak berwenang selamanya memberinya makan dikarenakan ia dianggap sakit mental.
Selama bertahun-tahun pembunuh berantai itu berharap supaya dipindahkan dari Ashworth ke Scottish, di mana ia tak dipaksa makan dan diizinkan meninggal seperti keinginannya.