Pembunuh Berantai Jepang Akui Bunuh 9 Orang
dunialain.xyz – Seorang pembunuh berantai Jepang yang menyebut dirinya “Hangman” (algojo) terancam hukuman mati bersama digantung sesudah memperkosa dan memutilasi para korbannya. Para korban adalah wanita bersama keinginan bunuh diri yang dia targetkan di Twitter.
Takahiro Shiraishi mengaku bersalah membunuh sembilan orang, tiga tahun sesudah polisi menemukan tulang dan bagian-bagian tubuh manusia yang dipotong-potong dalam kotak pendingin di flatnya.
Pria berusia 29 tahun itu studi langkah memutilasi manusia dari internet dan kemudian belanja gergaji dan pisau daging. Pengikat plastik yang ditemukan di rumahnya perlihatkan dia bisa saja menyekap sebagian korbannya hidup-hidup sebelum akan membunuh mereka.
Pada Rabu (30/9/2020), Shiraishi menyatakan kepada pengadilan di Tokyo bahwa tuduhan terhadapnya “semuanya benar”.
Namun, pengacaranya berpendapat dakwaannya kudu dikurangi bersama alasan para korbannya beri tambahan persetujuan untuk dibunuh.
Jika akhirnya terbukti bersalah atas pembunuhan, Shiraishi menghadapi hukuman mati, yang di Jepang dilakukan bersama langkah digantung.
Kepada pengadilan Shiraishi menyatakan delapan korbannya adalah wanita, salah satunya berusia 15 tahun.
Dia menghubungi sebagian besar korbannya di Twitter sesudah mereka meminta pertolongan untuk lakukan bunuh diri, kata jaksa penuntut.
Pengacara Shiraishi menyatakan gara-gara para korbannya telah meminta untuk dibunuh, supaya dia kudu dituntut bersama pelanggaran yang lebih ringan yakni “pembunuhan bersama persetujuan”.
Tuduhan ini membawa hukuman penjara yang lebih rendah antara enam bulan dan tujuh tahun.
Namun, pas ditanya hakim pada persidangan pada Rabu, Shiraishi mengakui sembilan tuduhan pembunuhan penuh, pelecehan seksual, dan perampokan.
“Jaksa punyai bukti dan catatan yang kuat dari interogasi, jadi tidak ada gunanya melawan dakwaan,” kata Shiraishi kepada surat kabar Jepang sebelum akan persidangan.
“Saya akan mengakui tuduhan itu bersama itikad baik. Saya idamkan keluarga para korban sadar hal itu,” tambahnya sebagaimana dilansir The Sun.
Shiraishi lakukan pembantaian di sebuah flat kecil bersama satu kamar di pinggiran Zama, sekira 40 kilometer barat kekuatan Tokyo pada 2017.
Tetangganya melaporkan berkenaan bau busuk yang berkunjung dari apartemen Shiraishi dan bagaimana kotak-kotak pendingin ditinggalkan di luar pintu depan rumahnya.
Korban pertama dilaporkan adalah seorang wanita berusia 21 tahun yang dia hubungi di Twitter di mana dia manfaatkan nama panggilan Hangman. Ketika pacar korban melacak Shiraishi, dia termasuk membunuhnya.
Dia baru ditangkap dikala saudara laki-laki dari korban terakhirnya melaporkan dia hilang dan mengunggah keinginan di Twitter untuk meminta bantuan.
Wanita lain, yang pada mulanya didekati oleh Shiraishi, maju dan melapor, menyoroti tindakan pria itu. Ketika polisi menggeledah rumahnya, mereka menemukan tas putih punya wanita yang hilang itu.
Ketika ditanya di mana wanita itu berada, Shiraishi dilaporkan menjawab: “Di dalam kotak pendingin.”
Detektif menemukan 240 tulang dan sembilan kepala dalam delapan kotak di berbagai situasi pembusukan.
Shiraishi dilaporkan memberi sadar mereka bahwa dia telah menyita organ para korbannya dan membuangnya bersama sampahnya.